Sudut pandang novel ini adalah Biru Laut. Ia adalah mahasiswa program studi Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.Laut memiliki ketertarikan terhadap dunia sastra dan tulisan karena turun dari ayahnya yang merupakan seorang wartawan Harian Solo. Laut memiliki banyak koleksi buku sastra klasik, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.Saat itu, beberapa buku sempat dilarang peredarannya oleh pemerintah karena dianggap membahayakan, termasuk buku-buku karya penulis Pramoedya Ananta Toer.Rasa penasaran Laut terhadap buku karya Pramoedya membuatnya nekat untuk memfotokopi buku-buku tersebut secara diam-diam.Di tempat fotokopi langganannya, Laut bertemu dengan Kasih Kinanti. Ia adalah senior Fakultas Politik yang memiliki minat bacaan yang sama dengan Laut.Pertemuannya dengan Kinan, memperkenalkan Laut pada organisasi Winatra. Dari organisasi ini Laut semakin aktif dalam kegiatan diskusi buku bersama anggota lainnya.Tidak hanya membahas buku-buku berhaluan "kiri", organisasi Winatra sering melakukan kegiatan aktivis dan bahkan sempat merencanakan sebuah pergerakan untuk terbebas dari rezim baru dan melawan doktrin pemerintah.
Karena pergerakan yang mereka lakukan dianggap melawan, Laut dan beberapa temannya ditangkap oleh rezim penguasa yang tidak setuju dengan kegiatan mereka.Berbulan-bulan mereka disiksa dengan cara disekap, dipukul, ditendang, dan bahkan disetrum dengan tujuan untuk mengungkap siapa dalang dibalik gerakan yang mereka lakukan.Sementara itu, keluarga Biru Laut yang telah mengetahui Laut ditangkap, selalu menjalani rutinitas mereka seperti biasa pada Minggu Sore.Mereka memasak bersama, sang ibu menyediakan makanan kesukaan Laut dan ayah tak pernah lupa menyiapkan satu piring khusus untuk Laut. Mereka berharap agar Laut kembali dan duduk bersama mereka.Tak kunjung mendapat kabar tentang Laut, Asmara Jati bersama Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin oleh Aswin Pradana, berusaha mencari jejak mereka yang hilang.Demi menemukan kejelasan tentang nasib anggota keluarga mereka, berbagai cara dilakukan termasuk merekam dan mempelajari cerita dari mereka yang berhasil kembali.Dari dasar laut yang sunyi, Biru Laut seolah bercerita kepada dunia tentang apa yang terjadi padanya dan teman-temannya.Novel Laut Bercerita inimengajak pembaca untukmerenungkanmasalalu yang penuh dengan kepahitan dan kekejaman. Selain itu, tedapat pesan yang menggambarkan semangat perjuangan dan kebebasan yang diusung para pemuda.
Pencipta Novel Laut Bercerita adalah Leila Salikha Chudori. Diterbitkan pada 2017, tepatnya pada bulan Oktober.
0 comments:
Posting Komentar